LAPORAN HASIL PENELITIAN
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X.8 MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian II
Dosen Pengampu : Drs. Sabar Rutoto, M.Pd.
Di susun oleh :
Za'imah ( 2008-31-014 )
Retno Handayani ( 2008-31-026 )
Arief Burhanuddin N ( 2008-31-074 )
Nor Patmiyati ( 2008-31-154 )
Nur Kholisoh ( 2008-31-168 )
PROGDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan sebagai mahuk pribadi dan sosial. Sebagai mahluk sosial, kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah tempat kerja, organisasi sekolah dan lain-lain. Hakekat pergaulan itu ditunjukkan antara lain oleh derajat keintiman , frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, terutama faktor keterlibatan dan saling mempengaruhi.
Dalam berinteraksi manusia membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Pengaruh komuniksi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan ide gagasan) dari suatu pihak kepada pihak lain agar saling mempengaruhi diantara keduanya home page (tersedia dalam http://id.wikipedia.org/).
Menurut Devito (dalam Liliweri 1997:12) komunikasi interpersonal (komunkasi antar pribadi) adalah pengiriman dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Konseling kelompok menurut Litipun (2001:149) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatakan bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling kolompok dalam prosesnya mengggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok (group dynamic).
Siswa kelas X tergolong sebagai remaja. Menurut Mappiare (1982:27) mengemukakan pengertian remaja adalah:
"masa remaja mempunyai rentang usia dari 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja ahir, maka awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja akhir dalam rentang usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun."
Berdasarkan urian diatas, maka konseling kelompok dilaksanakan atau diberikan di MAN 1 KUDUS untuk meningkatkan komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi) yang dimiliki setiap anggota dan dapat berkomunikasi secara efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul " Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011".
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka, permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut : "Adakah Pengaruh Positif dan Signifikan Konseling Kelompok Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011".
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
Mengetahui komunikasi interpersonal Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011.
Mengetahui seberapa besar pengaruh layanan konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi pihak terkait, baik manfaat teoritis maupun praktis. Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu :
Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat lebih memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang layanan Bimbingan dan Konseling sebagia acuan untuk penelitian lebih luas lagi.
1.4.2 Secara Praktis
Memberi masukan kepada kepala sekolah berupa informasi ilmiah tentang pentingnya memberi layanan konseling kolompok pada para siswa agar dapat berkomunikasi secara efektif.
Bagi guru pembimbing agar memberikan pengarahan kepada siswa tentang pentingnya layanan konseling kelompok dengan komunikasi interpersona siswa.
Lokasi Penelitian
MAN 1 KUDUS merupakan salah satu sekolah negeri yang berbasis agama. MA tersebut terletak di desa conge
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan terhadap istilah serta isi dalam judul skripsi ini, maka perlu ditegaskan definisi operasional dalam skripsi ini meliputi :
Konseling Kelompok
Menurut Winkel (2004:590) pengetian konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
Komunikasi Interpribadi
Menurut Devito ( dalam Liliweri, 1997:12) komunkasi interpersonal (komunikasi antar pribadi) adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Berdasarkan uraian diatas, maka judul penelitian berbunyi " Pengaruh Konseling Kelompok Terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011" adalah suatu upaya yang dilakukan peneliti untuk mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal Siswa Kelas X MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011.
Sistematika penyusunan laporan
Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang, permasalahan atau rumusan masalah, tujuan penilaian, manfaat , lokasi penilaian, definisi operasional dan sistematika penyusunan laporan.
Bab II kajian pustaka berisi tentang teori terutama pengertian penelitian, pengertian konseling kelompok, dan pengertian komunikasi interpersonal.
Bab III metodologi penelitian membahas tentang Rancangan penelitian, populasi, sampel, variable yang diteliti, metode pengumpulan data, dan metode analisis data
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang penelitian dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi, terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pengaruh konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa di MA Negeri I Kudus
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Konseling Kelompok
Pengertian konseling kelompok
Menurut Winkel (2004:590) pengertian konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan prilaku dari prilaku yang disadari.
Menurut Natawijaya (dalam Wibowo, 2005:32) konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepad individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan pencegahan, yang diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkn bahwa konseling kelompok merupkan suatu proses hubungan antar pribadi yang dinamis yang dibimbing oleh konselor kepada individu yang normal dengan berbagai masalah, dilakukan dalam situasi kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan individu melalui dinamika kelompok.
Komponen Konseling Kelompok
Menurut prayetno (2004:4) layanan konseling kelompok ada 2 komponen yaitu :
Pimpinan Kelompok
Pimpinan kelompok adalah konselor terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktek konselor profesional. Tugas pimpinan kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui "bahasa" konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling karakteristik pimpinan kelompok adalah seorang yang :
Anggota Kelompok
Menurut Preyetno (dalam Latipun, 2004:168) menjelaskan tentang peranan anggota kelompok sebagai berikut
Membantu terbinanya suasana keakraban anggota kelompok
Mencurahkan segenap perasaan dan melibatkan dalam kegiatan kelompok.
Berusaha agar apa yang dilakukan dapat membantu tercapainya tujuan bersama
Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
Berusaha secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
Berkomunikasi secara terbuka
Berusaha membantu anggota lain
Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan perannya
Menyadari pentingnya kegiatan kelompok
Tujuan Konseling Kelompok
Menurut Hansen ( dalam Wibowo, 2005:305) tujuan konseling kelompok secara umum adalah :
Memberi kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan siswa berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar, karir
Membantu menghiangkan titik lemah yang dapat mengganggu siswa berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar, karir
Membantu mempercepat dan memperlancar penyelesiaan masalah yang dihadapi siswa yang berkaitan dengan pribadi sosial belajar, karir
Menurut Sukadi (2000:49) tujuan konseling kelompok secara kusus adalah :
Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
Melatih anggota kelompok dalam bertenggang rasa terhadap teman sebaya
Mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
Mengentaskan permasalahan-permasalah kelompok
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling kelompok adalah pengambangan pribadi, pembahasan dan pencegahan masalah yang dialami oleh para anggota kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok
Kelebihan dan kekurangan konseling kelompok
Menurut Wibowo (2005:41) kelebihan konseling kelompok yaitu :
Kepraktisan
Anggota konseling kelompok untuk berlatih tentang prilaku yang baru
Anggota memiliki kesempatan yang luas untuk berkomunikasi dengan teman-temannya
Konseling kelompok memberi kesempatan para anggota untuk mempelejari keterampilan sosial
Anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk saling memberi bantuan, menerima bantuan dan berempati dengan tulus dalam konseling kelompok
Motifasi manusia muncul dari hubungan kelompok kecil
Menurut Gladding (dalam Mamat Supriatna, 2004:253) konseling kelompok mempunyai kelemahan yaitu :
Jika anggota kelompok tidak diseleksi secara cermat, kelompok mungkin tidak mampu untuk memotifasi anggota kelmpok untuk berpartisipasi atau berinteraksi
Beberapa remaja mungkin merasa tertekan untuk penyesuaian diri dengan perilaku-perikalu yang mereka tidak yakin
Individu-individu dalam kelompok mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup
Kerja kelompok seringkali menghadapi hambatan yang berkaitan degan isu-isu legalitas dan etika
Penyelenggaraan Konseling Kelompok
Penyeleksian Anggota
Seleksi anggota kelompok dilakukan agar dapat memperoleh anggota yang sesuai dengan kelompok dan agar dapat berjalan dengan baik
Ukuran Kelompok
Dengan anggota kelompok yang lebih dari supuluh orang menyebabkan interaksi antar anggota tidak dinamis, untuk itu anggota kelompok lebih baik tidak lebih dari sepuluh orang
Waktu Pertemuan
Menurut Santoso ( 1987:17) waktu pertemuan untuk konseling kelompok disekolah pedoman yang dapat dipakai sebagai berikut :
Bagi siswa sekolah dasar atau SD : 30 sampai 45 menit
Bagi siswa sekolah tingkat pertama atau SLTP : 60 sampai 90 menit
Bagi siswa sekolah tingkat atas atau SLTA : 90 sampai 120 menit
Jenis Kelompok
Menurut Santoso (1987:18) ada dua jenis kelompok yaitu :
Kelompok terbuka
Dalam kelompok ini anggota kelompok dapat berubah-ubah selama proses konseling berlangsung
Kelomok tertutup
Dalam kelompok tidak memungkinkan adanya penambahan anggota baru selama proses konseling sudah berjalan.
Tempat Pertemuan
Tempat pertemuan yang baik adalah tempat yang paling enak dirasakan oleh anggota kelompok dan kelompok tidak merasa terganggu selama pertemuan berlangsung. Tempat pertemuan konseling kelompok untuk penelitian ini dilaksanakan diruang kelas MAN 1 kudus yang tidak digunakan belajar.
Tahapan Koseling Kelompok
Menurut Wibowo ( 2005:86) proses konseling kelompok meliputi empat tahapan yaitu :
Tahap permulaan
Pada tahap permulaan diperlukan persiapan terbantunya kelompok. Peran konselor dalam tahap ini benar-benar aktif. Ini tidak berarti bahwa konselor berceramah atau mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok. Menurut Wibowo (2005:88) konselor perlu melakukan :
Penjelasan tentang tujuan kegiatan
Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota
Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima
Pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok
Tahap transisi
Dalam tahap transisi ini, konselor dapat melaksanakan kegiatan dengan menjelskan kembali kegiatan kelompok, tanya jawab, tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut, mengenali dan mengatasi suasana apabila anggota secara keseluruhan atau sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya
Tahap kegiatan
Tahap kegiatan sering disebut juga sebagai tahap bekerja. Tahap ini merupakan tahap kehidupan yang sebenarnya dari konseling kelompok yaitu para anggota memusatkan perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai, menyelasaikan tugas, dan mempraktekkan perilaku-perilaku baru. Selama dalam kegiatan, konselor dan anggota kelompok merasa lebih bebas dan nyaman dalam mencoba tingkah laku baru dan strategi baru, karena sudah terjadi saling mempercayai satu sama lain
Tahap pengakhiran
Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah anggota kelompok mampu menerangkan hal-hal yang telah mereka pelajari dalam kehidupan nyata. Peran konselor disini ialah memberikan penguatan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh anggota kelompok dan oleh kelompok, khususnya terhadap keikutsertaan secara aktif para anggota dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk masing-masing anggota kelompok.
Materi Konseling Kelompok
Materi konseling kelompok yang terkait dengan kominikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah :
Empati
Respek
Tulus ikhlas
Mengajak terbuka untuk berbicara
Mendengarkan secara akurat
Mengikuti pokok pembicaraan
Dorongan minimal
Paraphrase dan refleksi
Merespon
Materi yang disampaikan dalam konseling kelompok adalah materi yang berhubungan dengan item dalam angket tentang komunikasi interpersonal yang dialami konseli dan cara mengatasi masalah
Komunikasi Interpersonal
Pengertian komunikasi interpersonal
Menurut Effendi (dalam Liliweri, 1997:12) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar seorang komunikator dengan seorang komunikan.
Menurut Dean C. Barnlund (dalam Liliweri, 1997:12) komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi pertemuan antar dua, tiga, atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur.
Dari uraian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar peribadi adalah pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang melalui pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek atau umpan balik yang terjadi sehingga dapat mengubah tingkah laku seseorang
Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Terjadi dengan media utama adalah tatap muka
Arus pesan dua arah
Menggunakan lambang-lambang yang bermakna
Harus membuahkan hasil
Komunikasi interpersonal saling mempengaruhi dan mengubah
Sifat-sifat komunikasi interpersonal
Menurut Liliweri (1997:29) komunikasi intepersonal mempunyai sifat-sifat khusus yaitu:
Melibatkan perilaku melalui pesan verbal dan non verbal
Melibatkan pertanyaan atau ungkapan yang spontan
Lebih bersifat dinamis dan tidak statis
Melibatkan umpan balik pribadi
Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
Meliputi kegiatan dan tindakan
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal bersifat psikologis yang membentuk proses sosial sehingga komunikasi interpersonal mempunya ciri khas karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis yang selalu mengakibatkan keterpengaruhan.
Proses komunikasi Interpersonal
Proses komunikasi yang lebih umum merupakan seluruh langkah mulai dari saat menciptakan pesan sampai saat pesan tersebut dipahami oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi
Keterampilan dasar berkomunkasi
Beberapa keterampilan dasar berkomunikasi menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995:10) adalah sebagai berikut :
Kita harus mampu saling memahami
Kita harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas
Kita harus mampu saling menerima dan saling memberi dukungan atau saling menolong
Jenis-jenis komunikasi
Menurut Ilham Firmansyah komunikasi terdiri dari enam jenis sebagai berikut ini (tersedia dalam http://kawanlaba.wardpres.com) :
Komunkasi intrapersonal
Komunikasi interpersonal
Komunikasi kelompok
Komunikasi publik
Komnikasi organisasi
Komunikasi masa
Faktor-faktor yang Menukbuhkan hubungan dalam komunikasi interpersonal.
Percaya / Trust
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dihianati, maka orang itu pasti akan kebih mudah membuka dirinya.
Sikap suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunkasi
Sikap terbuka (open mindedness)
Faktor yang mempengaruhi komunikasi inter personal
Jalaluddin Rakhmat (1994:2) dan (tersedia dalam http://adiprokoso.blogspot.com) menyakini bahwa komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh :
Persepsi Interpersonal
Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimulus inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan non verbal
Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita tentang diri kita
Atraksi interprsonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar seseorang dengan orang lain
Pengaruh Konseling kelompok Terhadap Komunikasi Intrpersonal siswa
Layanan konseling kelompok dapat membantu berkomunikasi interprsonal dengan baik antar anggota yang meliputi empati, respek, tulus ikhlas, keterbukaan, paraphrase dan refleksi. Sehingga konseling kelompok sangat berengaruh untuk menumbhkan dan meningkatkan komunikasi interpersonal siswa.
Hipotesis
Hipotesis kerja (HA) dalam penelitian ini adalah "ada pengaruh yang positif dan signifikan antara konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa X.8 MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011"
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Untuk mempermudah proses penelitian maka disusun rancangan penelitian sebagai berikut :
Menentukan objek penelitian. Objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pengaruh koseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa X.8 MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011
Meminta ijin kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian tanggal 19 Mei 2011
Mengadakan uji coba instrumen penelitian 20 Mei 2011
Mengadakan pengumpulan data awal dengan menggunakan angket sebelum dilaksanakan perlakuan (konseling kelompok) 6 Juni 2011
Memberikan perlakuan dengan cara melaksanakan layanan konseling kelompok terhadap siswa yang meperoleh sekor terendah tanggal 9 Juni 2011
Mengadakan pengumpulan data akhir setelah siswa diberi perlakuan (konseling kelompok) 11 Juni 2011
Mengadakan analisis data sebelum dan sesudah perlakuan (konseling kelompok) diberikan dengan menggunakan uji t (t. test)
Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan angka hasil perhitungan/pengukuran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu.
Penentuan Subjek Penelitian
Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah X.8 MAN 1 KUDUS Tahun Pelajaran 2010/2011, sebanyak 38 siswa dengan rincian laki-laki 16, perempuan 22, kemudian dari 38 siswa diberi angket, setelah itu hasil angket didata kemudian diambil 7 siswa (laki-laki 4 dan perempuan 3) yang mempunyai komunikasi interpersonal yang rendah untuk diberikan layanan konseling kelompok
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Angket
Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk pengungkap data tentang tingkat komunikasi interpersonal siswa. Penyebaran angket dilakukan sebanyak 2 kali dengan angket yang sama yaitu sebelum dan sesudah layanan konseling kelompok. Angket/kuesioner yang diberikan sebelum layanan konseling kelompok merupakan pengisian angket awal untuk memperoleh kondisi awal siswa. Sedangkan angket yng diberikan setelah layanan konseling kelompok merupakan pengisian angket untuk mengetahui perubahan komunikasi interpersonal siswa. Adapun kisi-kisi :
Tabel 1
Kisi-kisi Angket Komunikasi Interpersonal
Variabel | Sub Variabel | Indikator | Nomor
item |
Komunikasi interpersonal | - Empati
| - Dapat merasakan apa yang sedang dirasakan teman.
- Memahami maksud pembicaraan teman.
- Menerima keluhan teman
- Berusaha menolong teman yang sedang membutuhkan.
| 1
2
3
4 |
| - Respek
| - Mendengarkan pembicaraan teman dengan penuh perhatian.
- Menanggapi pembicaraan teman dengan baik.
- Menghargai teman ketika sedang berbicara.
| 5
6
7 |
| - Tulus Ikhlas
| - Tidak memotong pembicaraan teman.
- Membantu memecahkan permasalahan teman tanpa mengharapkan imbalan.
- Dapat berbicara jujur kepada siapapun.
- Teman dapat terbuka dan jujur kepada saya.
- Dengan berbicara jujur, hati menjadi tenang
- Dengan berbicara jujur, akan dihargai teman.
| 8
9
10
11
12
13 |
| - Mengajak Terbuka untuk berbicara
| - Dengan terbuka, teman dapat mengemukakan perkataan dengang baik.
- Bersikap akrab dengan teman, dapat memudahkan memahami pembicaraan.
- Mampu berbicara dihadapan orang banyak.
- Melibatkan dalam mem bahas permasalahan teman.
- Mampu mengajak teman untuk meneruskan pemicaraan.
- Berusaha berbagai pengalaman dengan teman.
| 14
15
16
17
18
19 |
| - Mendengarkan secara akurat.
| - Berusaha mendengarkan pembicaraan teman dari awal sampai akhir.
- Berusaha bertanya apabila tidak jelas.
- Mmapu introspeksi diri dengan perkataan teman.
- Mampu memperjelaskan perkataan yangmasih kurang dimengerti.
- Mampu menguraikan hal-hal yang dikemukakan.
| 20
21
22
23
24
|
| - Mengikuti Pokok Pembicaraan
| - Mengikuti pembicaraan teman dengan baik.
- Mampu memusatkan perhatian pada pembicaraan teman.
- Dapat mengerti pokok pembicraan yang diutarakan teman.
| 25
26
27
|
| - Dorongan Minimal
| - Mendorong teman untuk bebuat lebih baik
- Mampu memberi kesempatan dan keleluasaan teman untuk berbicara.
- Memberikan dorongan atau semangat bagi teman yang mempunyai masalah.
| 28
29
30
|
| - Paraphrase dan Refleksi
| - Mampu mengutarakan isi pikiran teman dengan menggunakan kata-kata sendiri.
- Mampu mengungkapkan kembali perasaan teman dalam pembicaraan.
- Dapat menyimpulkan sementara tentang pembicaraan teman.
| 31
32
33 |
| - Merespon
| - Mampu membantu mengambil keputusan secra tepat
- Mampu menangapi perkataan teman secara berurutan.
- Mampu menangapi perkataan yang dianggap penting.
- Mampu menanggapi perasaan teman dalam pembicaraan.
- Mampu menanggapi perkataan teman yang disembunyikan.
| 34
35
36
37
38
|
Bobot skor setiap jawaban yang disusun, maka skor jawaban yang diberikan adalah :
Tabel 2
Skor Penilaian Jawaban Angket
Jawaban | Skor jawaban |
Sangat Sesuai (SS) | 4 |
Sesuai (S) | 3 |
Kurang Sesuai (KS) | 2 |
Tidak Sesuai (TS) | 1 |
3.4.2 Metode Wawancara
Wawancara sebagai alat pelengkap dalam penelitian ini karena dalam proses konseling yang digunakan adalah wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru BK yang menangani dan dengan wali kelas X.8. Dalam konseling kelompok yang sudah dilaksanakan selama 3 kali konseling kelompok.
3.4.3 Metode Observasi
Dari penelitian ini, sikap yang diobservasi adalah yang berhubungan dengan komunikasi intrpersonal yaitu mengenai :
Empati
Respek
Tulus ikhlas
Mengajak terbuka untuk berbicara
Mendengarkan secara akurat
Mengikuti pokok pembicaraan
Dorongan minimal
Paraphrase dan refleksi
Merespon
3.4.4 Metode dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi sebagai metode pelengkap yaitu Data diperoleh dari 7 siswa yang berasal dari hasil angket dan buku induk siswa.
Hasil dari dokumentasi yaitu sebagai berikut:
3.4.4.1 Nama : AM
Kelas : X.8
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Kudus, 16-6-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 1
Jumlah sdr kandung : 2
Nama Ayah : AS
Nama Ibu : AD
Alamat : Mejobo Rt 4 Rw 2 Kudus
3.4.4.2 Nama : RK
Kelas : X.8
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Kudus, 11-7-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 4
Jumlah sdr kandung : 3
Nama Ayah : KJ
Nama Ibu : SM
Alamat : Tenggeles
3.4.4.3 Nama : BMP
Kelas : X.8
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Kudus, 30-10-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 1
Jumlah sdr kandung : 2
Nama Ayah : MS
Nama Ibu : AM
Alamat : Mejobo
3.4.4.4 Nama : SI
Kelas : X.8
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Kediri,12-5-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 1
Jumlah sdr kandung : 1
Nama Ayah : SM
Nama Ibu : JM
Alamat : Bae
3.4.4.5 Nama : SF
Kelas : X8
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Kudus, 19-2-1996
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 3
Jumlah sdr kandung : 8
Nama Ayah : AM
Nama Ibu : JS
Alamat : Temuls Mejobo
3.4.4.6 Nama : RA
Kelas : X8
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Kudus, 30-4-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 2
Jumlah sdr kandung : 3
Nama Ayah : SY
Nama Ibu : SS
Alamat : Undaan Lor
3.4.4.7 Nama : FA
Kelas : X8
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Kudus, 10-4-1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 3
Jumlah sdr kandung : 3
Nama Ayah : KS
Nama Ibu : RS
Alamat : Golan Kulon
Uji validitas dan reliabilitas
Validitas
Angket yang telah disusun akan diuji validitasnya dengan menggunakan analisis butir. Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (1998:168) bahwa analisis yang digunakan untuk menguji validitas setiap butir, skor-skor yang ada pada butir angket dikorelasikan dengan skor total. Rumus yang akan digunakan adalah korelasi product mement sebagai berikut :
Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah responden
X : Jumlah nilai atau skor butir total
Y : Jumlah nilai atau skor total
Setelah dilakukanuji validitas menggunakan rumus product moment dari ke 38 item dalam angket di peroleh 32 item yang valid dan 6 item yang tidak valid yaitu no. 18, 24, 26, 35, 37, 38. Nomor yang tidak valid selanjutnya di buang karena dari 32 item yang sudah valid sudah mewakili semua indicator dalam komunikasi interpersonal. Berdasarkan item yang tidak valid tersebut, angket komunikasi interpersonal dibuat instrument dengan perubahan nomor urut (seperti terlampir) yang dipakai untuk penelitian ini.
Reliabilitas
Menurut Margono (2000:184) mengemukakan teknik reliabilitas secara berturut-turut yaitu : tehnik ulang (test-retest), tehnik paralel tehnik belah dua.
Dalam penelitian ini, tehnik yang dipakai menggunakan tehnik belah dua dianalisis dengan rumus Spearman-Brown yaitu :
Keterangan :
R11 : reliabilitas instrumen
R1/21/2 : r x y yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belah instrumen
Analisi Data
Analisi data dalam penelitian adalah menggunakan proses dan rumus uji t.
Prosentase
Prosentase berasal dari kata prosen yang berarti perseratus. Peratus (Poerwadarminta, 1982:769)
NP =
Keterangan :
NP : Nilai Prosentase
Jumlah Skor Riil : jumlah skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
Jumlah Skor Mak : jumlah skor yang paling banyak atau tertinggi dari hasil hitung pertanyaan angket (Arikunto, 2002:246)
Uji t
Keterangan :
Md : mean dari perbedaan pre test dengan post tes
Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-0 md )
∑X2d : jumlah kuadrat deviasi
N : subjek pada sempel
d.f : / db ditentukan dengan N-1 (Arikunto,2002:79)
Setelah dianalisis menggunakan uji t , penaruh konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa dapat diketahui dengan dikatakan berpengaruh apabila t hitung hasilnya lebih tinggi dari t tabel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Dalam mendiskripsikan data mengenai pengaruh konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN 1 Kudus Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011. Maka harus melalui tahapan melalui dari penyusunan data serta analisis data penelitian kemudian akan di interprestasikan dalam pengujian hipotesis.
Data dari skor angket komunikasi interpersonal siswa sebelum pemberian konseling kelompok dan sesudah pemberian konseling kelompok hasilnya dapat dijabarkan.
Skor angket komunikasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN 1 KUDUS Semester 2 tahun Pelajaran 2010/2011
Tehnik Analisis Data
Tehnik Analisis Presentase
Pencapaian skor angket komunikasi intrapersonal sebelum pemberian layanan konseling kelompok
Dari kedelapan siswa yang dalam kategori kurang akan diberikan layanan konseling kelompok. Setelah dilakukan layanan konseling sebanyak 3 kali, maka pada pertemuan terakhir (ketiga) 7 siswa diberikan angket dan hasil angket setelah diberi layanan konseling kelompok sebagai berikut :
Pencapaian skor angket komunikasi interpersonal setelah pemberian layanan konseling kelompok
Untuk hasil perolehan sekor angket komunikasi interpersonal sebelum dan sesudah pemberian layanan konseling kelompok dapat dilihat perbedaan prosentase skor secara keseluruan sebagai berikut :
Perolehan skor angket komunikasi interpersonal secara keseluruhan
Dari penerapan hasil angket komunikasi interpersonal tersebut dapat diketahui adanya perubahan pada pencapaian kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN 1 Kudus Semester 2 sebelum dan setelah diberikan layanan konseling kelompok sebanyak lima kali secara keseluruhan yaitu dari 59,47% menjadi 71,38%
Analisi Uji t
Adapun nilai statistik hasil perhitungan (5,026) lebih tinggi dibanding dengan nilai t tabel (2,306), maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa variabel bebas secara individual mempunyai variabel terikat diterima.
Berdasarkan hasil analisis yang didapat kemudian dengan tabel uji t dengan N = 7 taraf signifikan 5% = 2,306, ternyata hasil perhitungan lebih besar dari harga tabel (5,026 > 2,306) maka dapat dikatakan signifikan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkap tentang pengaruh konseling kelompok terhadap komunikasi interperseonal siswa kelas X.8 MAN Kudus Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan presentase siswa mencapai ketegori sengat baik dalam komunikasi interpersonal ada 3 anak (7,14%), siswa yang masuk dalam ketegori baik ada 13 anak ( 30,95%), siswa yang masuk dalam kategori cukup ada 15 anak (42,85%), dan siswa yang masuk dalam kategori kurang ada 7 anak (19,04%). Dari ketujuh anak diberikan konseling kelompok. Setelah diberikan konseling kelompok sebanyak 3 kali, sebelum mendapat layanan konseling kelompok prosentasenya sebesar 59,47% setelah mendapat layanan konseling kelompok prosentasenya sebesar 71,38%. Jadi mendapat peningkatan skor angket 11,91%.
Dari analisi uji beda dengan menggunakan rumus T-tes hasilna menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan angket sesudah layanan hal ini ditunjukkan dengan perolehan t hitung 5,026 > t tabel taraf signifikasi 5% untuk N=7 adalah 2,306 (5,026 > 2,306)
Dari hasil angket sesudah layanan dengan lima kali konseling kelompok dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan dan kemampuan untuk dapat berkomunkasi secara terbuka dengan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain, kemampuan mengatur dan mengarahkan diri sendiri, memiliki kepekaan dalam berinteraksi/hubungan dengan orang lain, belajar untuk memecahkan masalah, mampu memberikan kepada orang lain, dan mampu membuat keputusan secara tepat
Hipotesis penelitian yang berbunyi "Ada Pengaruh yang Positif dan Signifikan konseling kelompok terhadap komunikasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN Kudus tahun pelajaran 2010/2011 dapat diterima karena teruji kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan perolehan angket secara keseluruhan yang meningkat sebesar 11,91% yaitu dari sekor perolehan angket sebelum layanan sebesar 59,47% kemudian menjadi 71,38% pada sekor perolehan angket sesudah layanan konseling kelompok. Setelah itu, juga dari hasil analisi uji beda yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN Kudus Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 sebelum memperoleh layanan konseling kelompok dan sesudah memperoleh layanan konseling kelompok.
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Hasil analisis prosentase diperoleh kategori sangat baik ada 0 anak (0%), siswa yang masuk kategori baik ada 3 anak (37,5%), siswa yang masuk kategori cukup ada 2 anak (37,5%), dan siswa yang masuk dalam kategori kurang ada 2 anak (25%).
Hasil analisis uji beda dengan T-tes menunjukkan perolehan t hitung = 5,026 lebih besar dari t tabel untuk N=7 pada taraf signifikan 5%= 2,306. Jadi, hipotesis yang berbunyi " Ada Pengaruh Positif yang Signifikan konseling kelompok terhadap komunkasi interpersonal siswa kelas X.8 MAN Kudus Tahun Pelajaran 2010/2011" diterima dan teruji kebenarannya.
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan saran :
Kepada guru Pembimbing
Diharapkan guru pembimbing membantu siswa dalam mengubah perilaku yang berorientasi pada pengembangan pribadi siswa, pencegahan dan pengentasan masalah siswa yang bersangkutan dengan menggunakan konseling kelompok.
Kepada Orang Tua
Diharapkan orang tua membantu anakya didalam peningkatan sensivitas, memperoleh pemahaman diri, meningkatkan komunikasi interpersonal, memperoleh pemahaman yang luas terhadap faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anaknya.
Kepada siswa
Diharapkan siswa dengan adanya layanan konseling kelompok akan mendapat kesempatan yang luas untuk berkomunikasi dengan teman mengenai segala kebutuhan yang berfokus pada pengembangan pribadi, pencegahan dan pengentasan masalah sehingga akan meningkatkan komunikasi interpersonal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Latipun. 2001. Psikoligi Konseling. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Pres.
----------. 2004. Psikologi Konseling. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Pres.
Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Pribadi. Bandug. PT Citra Adya Bakti.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Margono. 2000. Metode Penalitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang : Universitas Negri Padang.
Rahmad, Jalaluddin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Santoso, Totok. 1987. Konseling Kelompok di Sekolah (Suatu Pengeantar). Salatiga : FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Supratiknya. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta : Kanisius.
Wibowo, Eddy Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UPT Universitas Negeri Semarang Pres.
Wikipedia Bahasa Indonesia home pege. 2007. Komunikasi. (online). Tersedia dalam http//id.wikipedia.org/wiki. (30-01-2009)
Winkel, WS dan Sri Hartuti. 2004. Bimbingan dan Konseing di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Madia Abadi.